Senin, 19 September 2011

Anatomi Fisiologi Saraf

BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang

Manusia dianugerahi sistem untuk memudahkan mereka memenuhi kebutuhan hidupnya. Salah satunya sistem yang sangat penting adalah sistem neurobehavior I atau sistem persarafan. Sebagai anggota tim kesehatan khususnya perawat, kita penting mengetahui bagaimana anatomi dan fisiologi dari sistem neurobehavior I atau persarafan  ini. Sistem neurobehavior I  merupakan sistem persarafan. Apabila tidak ada sistem persarafan maka kita tidak dapat memerintahkan organ-organ tubuh yang ada. Pentingnya mengetahui bagian-bagian sistem persarafan akan memudahkan kita dalam mempelajari sistem kerja dari organ tersebut.
Pada manusia, otak dan sumsum tulang belakang dilindungi oleh suatu tulang. Tulang yang melindungi otak adalah tulang tengkorak, sedangkan sumsum tulang belakang dilindungi oleh ruas-ruas tulang belakang. Kedua organ penting ini juga dilindungi oleh suatu lapisan pembungkus yang tersusun dari jaringan pengikat. Lapisan ini disebut meninges. Meninges terbagi menjadi tiga lapisan, meliputi lapisan dalam disebut piameter; lapisan tengah disebut arachnoid; dan lapisan dalam disebut durameter.
Di antara piameter dan arachnoid terdapat ruangan yang berisi cairan, disebut ruang sub-arachnoid. Cairannya dinamakan cairan serebrospinal. Fungsi cairan ini adalah sebagai bantalan yang meredam guncangan saat terjadi benturan pada otak dan sumsum tulang belakang. Di dalam otak dapat terjadi benturan misalnya antara otak dengan tulang kepala. Sedangkan pada sumsum tulang belakang, benturan yang terjadi antara sumsum tulang belakang dengan tulang belakang.




B.     Rumusan Masalah

1.      Bagaimana embriologi pembentukan sistem persarafan?
2.      Bagaimana anatomi fisiologi sel-sel saraf?
3.      Bagaimana sistem saraf pusat dan sistem saraf perifer?
4.      Bagaimana anatomi dan fisiologi serebrum?
5.      Bagaimana anatomi dan fisiologi serebellum?
6.      Bagaimana anatomi dan fisiologi sistem limbik?
7.      Bagaimana anatomi dan fisiologi hipotalamus?
8.      Bagaimana anatomi dan fisiologi medulla spinalis?
9.      Bagaimana anatomi dan fisiologi medulla oblongata?
10.  Bagaimana anatomi dan fisiologi sistem saraf kranial?
11.  Bagaimana anatomi dan fisiologi sistem saraf spinal?
12.  Bagaimana anatomi dan fisiologi sistem saraf otonom?

C.    Tujuan
1.      Untuk mengetahui embriologi pembentukan sistem persatafan.
2.      Untuk mengetahui anatomi dan fisiologi sel-sel saraf.
3.      Untuk mengetahui sistem saraf pusat dan sistem saraf perifer.
4.      Untuk mengetahui anatomi dan fisiologi serebrum.
5.      Untuk mengetahui anatomi dan fisiologi serebellum.
6.      Untuk mengetahui anatomi dan fisiologi sistem limbik.
7.      Untuk mengetahui anatomi dan fisiologi hipotalamus.
8.      Untuk mengetahui anatomi dan fisiologi medulla spinalis.
9.      Untuk mengetahui anatomi dan fisiologi medulla oblongata.
10.  Untuk mengetahui anatomi dan fisiologi sistem saraf kranial.
11.  Untuk mengetahui anatomi dan fisiologi sistem saraf spinal.
12.  Untuk mengetahui anatomi dan fisiologi sistem saraf otonom.




BAB II
PEMBAHASAN I
A.    Embriologi Pembentukan Sistem Persarafan

System saraf  pusat dari ectoderm dan muncul sebagai lempeng saraf pada pertengahan minggu ketiga. Setelah tepi-tepi lempeng melipat, lipatan saraf saling mendekati di garis tengah untuk menyatu menjadi tabung saraf. Ujung cranial menutup pada sekitar hari ke-25, dan ujung kaudal menutup pada hari ke-27. System saraf pusat kemudian membentuk suatu struktur tubular dengan bagian sefalik melebar, otak, dan bagian kaudal memanjang, korda spinalis. Kegagalan penutupan tabung saraf menyebabkan cacat seperti spina bifida dan anensefalus, yaitu cacat yang dapat dicegah dengan pemberian asam folat.
image001
image002

Korda spinalis yang membentuk ujung kaudal system saraf pusat, ditandai oleh lempeng basal yang mengandung neuron motorik, lempeng alar untuk neuron sensorik, dan lempeng lantai serta lempeng atap sebagai lempeng penghubung antara kedua sisi.SHH menyebabkan ventralisasi tabung saraf di region korda spinalis dan memicu lempeng lantai dan atap. Protein morfogenetik tulang 4 dan 7, yang di ekskresikan oleh ectoderm non-saraf, mempertahankan dan meningkatkan ekskresi PAX3 dan PAX4 di lempeng alar dan atap.

Otak yang membentuk bagian cranial system saraf pusat semula terdiri dari tiga vesikel: Rombensefalon(otak belakang), mensesefalon(otak tengah), dan prosensefalon(otak depan).

Romboensefalon dibagi menjadi:
a.         Mielensefalon, yang membentuk medulla oblongata(regio ini memiliki lempeng basal untuk neuron eferen somatic dan visceral serta lempeng alar untuk neuron aferen somatic dan visceral).
b.         Metensefalon, dengan lempeng basal (eferen) dan alar (aferen) tipikal. Vesikel otak ini juga ditandai oleh pembentukan serebelum, suatu pusat koordinasi untuk postur dan gerakan, dan pons, jalur untuk serabut saraf antara korda spinalis dan korteks serebri dan srebeli.
image003

image004


Mesensefalon, atau otak tengah, mirip korda spinalis dengan lempeng eferen basal dan lempeng afern alarnya. Lempeng alar mesensefalon membentuk kolikulus anterior dan posterior masing-masing sebagai stasiun pemancar untuk pusat-pusat reflek pengelihatan dan pendengaran.

Diensefalon, bagian posterior otak depan, terdiri dari lempeng atap yang tipis dan lempeng alar yang tebal tempat berkenbang thalamus dan hipotalamus. Bagian ini ikut serta dalam serta dalam membentuk hipofisis yang juga berasal dari kantong Rathke. Kantong ratheke membentuk adenohipofisis, lobus intermedius dan pars tuberalis,sementara diensefalon membentuk lobus posterior,neurohipofisis yang mengandung neuroglia dan menerima serabut saraf dari hipotalamus.
Telensefalon,bagian paling rostral dari vesikel otak,terdiri dari dua kantong lateral,hemisferium serebri,dan satu bagian tengah,lamina terminalis.lamina terminalis digunakan oleh komisura sebagai jalur penghubung untuk berkas saraf antara hemisfer kanan dan kiri. Hemisferium serebri yang semula berupa dua penonjolan kecil. Membesar dan menutupi aspek lateral diensofalon,mesensefalon,dan metensefalon.akhirnya ,region inti telensefalon berkontak erat dengan yang terdapat di diensefalon.
System ventrikel yang mengandung cairan serebrospinal,berjalan dari lumen di korda spinalis ke ventrikel keempat dirombensefalon,melalui saraf sempit di mesensefalon,dan ke verikelke tiga di diensefalon. Melalui foramen monro,system ventrikel berjalan dari ventrikel ketiga,keempat,dan lateral.sumbatan cairan serebrospinal di system ventrikel atau ruang subaraknoid dapat menyebabkan hidrosefalus.
Otak dipolakan disepanjang sumbu anteroposterior(kraniokaudal) dan dorsoventral (mediolateral). Gen Hox menentukan sumbu anteroposterior di otak belakang dan menspesifikan identitas rombomer. Faktor-faktor transkripsi lain yang mengandung suatu homeodomain menentukan sumbu anteroposterior di otak depan dan otak tengah,termasuk LIM1 dan OTX2. Dua pusat rombensefalon, ,engeluarkan FGF8 yang berfungsi sebagai sinyal penginduksi untuk daerah-daerah ini. Sebagai respons terhadap factor pertumbuhan ini, ujung cranial otak depan mengekspresikan FXG1 yang mengatur perkembangan telensefalon,dan istmus mengekspresikan genengrailed yang mengatur diferensiasi serebrum dan atap otak tengah. SHH yang disekresikan oleh lempeng prekordal dan notokord,seperti dibagian lain system saraf pusat, menyebabkan ventralisasi otak depan dan otak tengah. Protein morfogenetik tulang 4 dan 7 yang dikeluarkan oleh ectoderm non saraf, menginduksikan dan mempertahankan ekpresi gen-gen dorsalisasi.  
 image005

image006

image007

image008

image009

image010

image012
image013

image015







B.     Anatomi dan Fisiologi Sel-sel Saraf
anatomi saraf
1.      NEURON
Adalah unit fungsional system saraf yang terdiri dari badan sel dan perpanjangan sitoplasma. Neuron ini terdiri dari komponen-komponen sebagai berikut:
a.       Badan sel
Yaitu bagian yang mengendalikan metabolisme keseluruhan neuron.Secara relatif badan sel lebih besar dan mengelilingi nucleus yang didalamnya terdapat nucleolus. Di sekelilingnya terdapat perikarion yang berisi neurofilamen yang berkelompok yang disebut neurofibril. Di luarnya terhubungkan dengan dendrite dan akson yang memberikan dukungan terhadap proses-proses fisiologi.
b.      Akson
1)      Suatu prosesus tunggal, yang lebih tipis dan lebih panjang dari dendrite. Bagian ini menghantar impuls menjauhi badan sel ke neuron lain, ke sel lain atau ke badan sel neuron yang menjadi asal akson (arah menuju ke luar sel)
2)      Semua akson dalam system saraf perifer dibungkus oleh lapisan Schwann (neurolema) yang dihasilkan oleh sel-sel Schwann.
3)      Myelin berfungsi sebagai insulator listrik dan mempercepat hantaran impuls saraf.
c.       Dendrit
Yaitu perpanjangan sitoplasma yang biasanya berganda dan pendek yang berfungsi sebagai penghantar impuls ke sel tubuh. Permukaan dendrite penuh dengan spina dendrite yang dikhususkan untuk berhubungan dengan neuron lain. Dendrite adalah tonjolan yang menghantarkan informasi menuju badan sel. Merupakan bagian yang menjulur keluar dari badan sel dan menjalar ke segala arah. Khususnya di korteks serebri dan serebellum, dendrite mempunyai tonjolan-tonjolan kecil bulat, yang di sebut tonjolan dendrite. Neuron tertentu juga mempunyai akson fibrosa yang panjang yang berasal dari daerah yang agak tebal di badan sel, yaitu akson hilok (bukit akson).
Klasifikasi Struktur Neuron
Klasifikasi struktur neuron berdasarkan pada hubungan antara dendrite, badan sel, dan akson mencakup:
a)       Neuron Tanpa Akson
  Secara struktur lebih kecil dan tidak mempunyai akson. Neuron ini  berlokasi di otak dan beberapa organ perasa khusus.
b)      Neuron Bipolar
      Ukuran dari neuron bipolar lebih kecil dibandingkan dengan neuron unipolar dan multipolar. Neuron bipolar sangat jarang ada, tetapi mereka ada di dalam organ perasa khusus, neuron ini menyiarkan ulang informasi tentang penglihatan,penciuman, dan pendengaran dari sel-sel yang peka terhadap rangsang ke neuron-neuron lainnya.
c)      Neuron Unipolar
     Di dalam suatu neuron unipolar, dendrite dan akson melakukan proses secara berlanjut. Dalam suatu neuron, segmen awal dari cabang dendrite membawa aksi potensial dan neuron ini memiliki akson. Beberapa neuron sensorik dari saraf tepi merupakan neuron unipolar dan sinaps neuron berakhir di system saraf pusat (SSP)
d)      Neuron Multipolar
      Neuron multipolar lebih banyak memiliki dendrite dengan satu akson.Neuron ini merupakan tipe neuron yang sebagian besar berada di SSP. Contoh tipe neuron ini adalah seluruh neuron motorik yang mengendalikan otot rangka.
Klasifikasi fungsional
Neuron- neuron juga di kategorikan berdasarkan kelompok fungsionalnya, meliputi: 1. Neuron sensorik, 2. Neuron motorik, dan 3. Interneuron.
1.      Neuron sensorik
Neuron sensorik berasal dari divisi aferen dari system saraf tepi (SST). Neuron ini membawa informasi dari reseptor pesan sensorik untuk di bawa ke sistem saraf pusat.
Neuron sensorik merupakan neuron unipolar atau di sebut juga dengan serabut afferent yang menghubungkan antara reseptor sensorik dan batang otak atau otak. Neuron ini mengumpulkan informasi dengan memerhatikan lingkungan dalam dan lingkungan luar tubuh. Tubuh manusia memiliki sekitar 10 juta neuron sensorik. Neuron sensorik somatis melakukan pengawasan di luar tubuh dan neuron sensorik viseral memonitor kondisi di dalam tubuh.
Reseptor sensorik yang lebih spesifik:
a.       Ekteroseptor, menyediakan informasi tentang kondisi lingkungan luar dan informasi yang di dapat dari sentuhan, suhu, sensasi tekanan, dan informasi yang di dapat dari indera seperti penglihatan, penciuman, pendengaran, peraba.
b.      Proprioseptor, memonitor keadaan posisi dan pergerakan otot rangka dan sendi.
c.       Interoseptor, memonitor kondisi sistem pencernaan, pernafasan, kadiovaskular, perkemihan, reproduksi, serta beberapa sensasi perasa dan rasa nyeri. 
2.                              Neuron motorik
Neuron motorik atau neuron eferen membawa instruksi- instruksi dari SSP menuju efektor perifer. Neuron motorik akan menstimulasi atau memodifikasi aktivitas dari jaringan- jaringan perifer, organ, atau system organ. Tubuh manusia memiliki sekitar 500.000 neuron motorik. Akson- akson pembawa pesan dari SSP yang di sebut dengan serabut aferen, terdiri atas system saraf somatic (SSS) dan system saraf otonom (SSO).
3.      Interneuron
Interneuron atau neuron asosiasi berada di antara neuron sensorik dan motorik. Interneuron terdapat di seluruh otak dan batang otak. Tubuh manusia memiliki 20 juta interneuron dan berespon untuk mendistribusikan setiap informasi dari neuron sensorik dan mengoordinasikan aktvitas motorik.
2.                     SEL NEUROGLIA
Neuroglia adalah sel penyokong untuk neuron- neuron SSP, sedangkan sel Schwann menjalankan fungsi tersebut pada SST. Neuroglia menyususn 40 % volume otak dan medulla spinalis. Neuroglia jumlah nya lebih banyak dari sel- sel neuron dengan perbandingan sekitar 10 banding 1. Ada empat sel neuroglia yang berhasil didentifikasi yaitu: microglia, ependimal, astroglia (astrosit), dan oligodendroglia (oligodendrosit).
3.                     MIKROGLIA
Sekitar 5% dari sel-sel glia di SSP adalah microglia. Microglia mempunyai sifat fagosit, bila jaringan saraf rusak, maka sel-sel ini bertugas untuk mencerna sisa-sisa jaringan yang rusak. Sel jenis ini ditemukan di seluruh SSP dan dianggap berperan penting dalam proses melawan infeksi.
4.                                                         EPENDIMAL
Ependimal berperan dalam produksi cairan serebrospinal (CCS). Ependimal adalah neuroglia yang membatasi system ventrikel SSP. Sel-sel inilah yang merupakan epitel dari pleksus koroideus ventrikel otak.
5.                                                         ASTROGLIA
Astroglia atau astrosit (astro – bintang) merupakan sel glia terbesar. Fungsi astrosit antara lain:
a)      Sebagai barier darah-otak. Kandungan dalam sirkulasi tidak bisa bebas masuk ke dalam cairan interstisial dari SSP. Jaringan neural harus terisolasi dari sirkulasi umum karena hormone dan beberapa kimia darah akan menghambat fungsi dari neuron. Sel-sel endothelial dari kapiler-kapiler SSP akan melakukan pertukaran kimia antara sirkulasi darah dan cairan interstisial. Sel-sel ini disebut dengan barier darah-otak. Barier ini terisolasi dari sirkulasi umum.
b)      Memperbaiki kerusakan jaringan neuron. Di dalam SSP, kerusakan dari jaringan neuron akan merusak fisiologis dari neuron. Fungsi dari astrosit akan memeperbaiki atau mencegah kerusakan lebih lanjut dari neuron.
c)      Menjaga perubahan interstisial.
6.                                                         OLIGODENDROGLIA
Oligodendroglia atau oligodendrosit seperti astrosit memiki silinder sitoplasma yang panjang dan merupakan sel glia yang bertanggung jawab menghasilkan mielin dalam SSP. Setiap oligodendroglia mengelilingi beberapa neuron dan membrane plasmanya membungkus tonjolan neuron sehingga membentuk selubung mielin. Mielin pada SST dibentuk oleh sel-sel Schwann.
SEL SCHWANN
Sel Schwann membentuk mielin maupun neurolema saraf tepi. Membrane plasma sel Schwann secara konsentris mengelilingi tonjolan neuron SST.
MIELIN
Mielin merupakan suatu kompleks protein lemak berwarna putih yang mengisolasi tonjolan saraf. Mielin menghalangi aliran ion natrium dan kalium melintasi membrane neuronal dengan hamper sempurna. Selubung myelin tidak kontinu di sepanjang tonjolan saraf, dan terdapat celah- celah yang tidak memiliki mielin, yang di sebut nodus ranvier. Tonjolan saraf pada SSP dan SST dapat bermielin atau tidak bermielin.
TRANSMISI SINAPS
Neuron menyalurkan sinyal- sinyal saraf ke seluruh tubuh. Kejadian listrik ini yang kita kenal dengan impuls saraf. Impuls saraf bersifat listrik di sepanjang neuron dan bersifat kimia diantara neuron.
Secara anatomis, neuron- neuron tersebut tidak bersambungan satu sama lain. Tempat di mana neuron mengadakan kontak dengan neuron lain atau dengan organ efektor disebut sinaps. Sinaps merupakan satu- satunya tempat di mana suatu impuls dapat lewat dari satu neuron ke neuron lainnya atau efektor. Agar proses ini menjadi efektif, maka sebuah pesan tidak selalu harus melalui perjalanan melalui akson, tetapi bisa di transmisikan melalui jalan lain untuk menuju sel lainnya.
Setiap sinaps harus melibatkan dua neuron, impuls saraf tersebut berjalan dari neuron prasinaps menuju neuron postsinaps. Setiap sinaps akan melibatkan sel- sel postsinaps. Misalnya pertautan atau (junction) neuromuscular, suatu jenis sinaps yang memiliki sel post sinaps berupa serabut otot rangka.
Pada setiap sinaps, perubahan di dalam potensial transmembran menyebabkan knob efek sinaps akan memberikan aktivitas pada sel- sel lainnya. Sinaps bisa bersifat elektrik untuk melakukan kontak antar sel atau bersifat kimia dengan melibatkan neurotransmitter.
SINAPS LISTRIK
Sinaps- sinaps listrik terletak di system saraf pusat (SSP) dan system saraf tepi (SST), tetapi sinaps- sinaps tersebut jarang ada. Sinaps ini sering ada di pusat otak, termasuk vestibular neklei, dan juga di temukan di mata dan sedikit di ganglia SSP.
SINAPS KIMIA
Situasi dari sinaps kimia jauh lebih dinamis dibandingkan dengan sinaps listrik, karena sel- sel tidak berpasangan. Sebagai contoh suatu potensial aksi dapat di lakukan oleh sinaps listrik selalu melalui jalan mempropaganda sel- sel selanjutnya. Tetapi pada sinaps kimia, suatu potensial aksi dapat muncul dengan atau melepaskan sejumlah neurotransmitter menuju neuron postsinaps. Kondisi ini akan mengintervensi sel- sel postsinaps sehingga lebih sensitive terhadap stimulus yang muncul.
NEUROTRANSMITER 
Penjelasan secara fisiologis sinaps dari neurotransmitter merupakan bidang ilmu yang kompleks dan berkembang dengan cepat, yang tidak dapat di bahas dengan rrinci.
Neurotransmiter sendiri merupakan zat kimia yang di sintesis dalam neuron dan di simpan dalam gelembung sinapstik pada ujung akson. Zat kimia ini di lepaskan dari akson terminal melalui eksositosis dan juga direabsorpsi untuk daur ulang.
Neurotransmiter merupakan cara komunikasi antarneuron. Setiap neuron melepaskan 1 transmiter. Zat- zat kimia ini menyebabkan perubahan permeabilitas sel neuron, sehingga dengan bantuan zat- zat kimia ini, neuron dapat lebih mudah dalam menyalurkan impuls, tergantung dari jenis neuron dan transmitter tersebut (Ganong ,1999).
7.        SISTEM KOMUNIKASI SEL
Daya kepekaan dan daya hantaran merupakan sifat utama dari makhluk hidup dalam bereaksi terhadap perubahan sekitarnya. Rangsangan ini dinamakan stimulus, sedangkan reaksi yang dihasilkan dinamakan respon. Alat penghantar stimulus yang berfungsi menerima rangsangan disebut reseptor, sedangkan yang menjawab stimulus disebut efektor seperti otot, sel, kelenjar dan sebagainya.

Hubungan reseptor dengan efektor terjadi melalui system sirkulasi dengan perantaraan zat kimia yang aktif atau melalui hormone yang melewati tonjolan protoplasma dari satu sel berupa benang serabut.Sel yang merupakan tonjolan ini dinamakan neuron.Serangkaian neuron terdiri dari neuron reseptor dan neuron efektor yang akan membentuk arkus reflek . Ada dua tonjolan neuron sensorik yaitu , kesaraf ferifer dan saraf pusat. Yang ke ferifer berhubungan dengan organ ujung (otot dan kulit) dikenal sebagai denrit dan tonjolan ke pusat disebut akson (neurit).

C.    Sistem Saraf  Pusat dan Sistem Saraf  Perifer
Tanpa sistem saraf pusat, kemungkinan kita menjadi makhluk yang tak berdaya dan tidak bisa melakukan apapun. Sebab, di dalam sistem saraf pusat tubuh kita terdiri atas otak dan sumsum tulang belakang. Dua bagian tubuh inilah yang menjadi sentral pusat koordinasi tubuh kita.
Pada manusia, otak dan sumsum tulang belakang dilindungi oleh suatu tulang. Tulang yang melindungi otak adalah tulang tengkorak, sedangkan sumsum tulang belakang dilindungi oleh ruas-ruas tulang belakang. Kedua organ penting ini juga dilindungi oleh suatu lapisan pembungkus yang tersusun dari jaringan pengikat. Lapisan ini disebut meninges. Meninges terbagi menjadi tiga lapisan, meliputi lapisan dalam disebut piameter; lapisan tengah disebut arachnoid; dan lapisan dalam disebut durameter.
Di antara piameter dan arachnoid terdapat ruangan yang berisi cairan, disebut ruang sub-arachnoid. Cairannya dinamakan cairan serebrospinal. Fungsi cairan ini adalah sebagai bantalan yang meredam guncangan saat terjadi benturan pada otak dan sumsum tulang belakang. Di dalam otak dapat terjadi benturan misalnya antara otak dengan tulang kepala. Sedangkan pada sumsum tulang belakang, benturan yang terjadi antara sumsum tulang belakang dengan tulang belakang.
OTAK

Otak merupakan suatu alat tubuh yang sangat penting karena merupakan pusat komputer dari semua alat tubuh, bagian dari saraf sentral yang terletak di dalam rongga tengkorak (kranium) yang di bungkus oleh selaput otak yang kuat. Otak adalah suatu alat tubuh yangg sangat penting karena merupakan pusat komputer dari semua alat tubuh. Berat otak dewasa kira-kira 1400 gram.
Otak merupakan benda lengket yang lunak, bermi nyak, dan kenyal. Jutaan saraf menghubungkannya dengan seluruh tubuh, syaraf tersebut membawa pesan baik menuju otak atau dari otak. Beratnya sekitar 1,6 kg pada laki-laki dan 1,45 kg pada perempuan. Perbedaan ini terjadi semata-mata karena bentuk otak laki-laki yang lebih besar dan berat. Sementara, berat ini tidak terkait dengan kecerdasan seseorang. Namun, banyaknya jumlah hubungan sel dalam otaklah yang menunjukkan kecerdasan.
Otak manusia terdiri atas dua belahan (hemisfer) yang besar, yakni belahan kiri dan belahan kanan. Oleh karena terjadi pindah silang pada tali spinal, belahan otak kiri mengendalikan sistem bagian kanan tubuh, sebaliknya belahan kanan mengendalikan sistem bagian kiri tubuh. Tali spinal (sumsum tulang belakang) merupakan tali putih kemilau yang berasal dari dasar otak hingga tulang belakang.
Saat masih embrio, otak manusia terdapat tiga bagian yaitu otak depan, otak tengah, dan otak belakang. Setelah dewasa, otak depannya terbagi menjadi telensefalon dan diensefalon. Sementara, otak belakangnya terbagi menjadi metensefalon dan mielensefalon. Bagian dorsal metensefalon membentuk serebelum, sedangkan mielensefalon menjadi medula oblongata.
Antara bagian tengah sumsum tulang belakang dan otak terdapat saluran yang saling berhubungan, yang disebut ventrikel. Ventrikel membagi otak menjadi empat ruangan. Di dalam ventrikel, terdapat cairan serebrospinal yang dapat bertukar bahan dengan darah dari pembuluh kapiler pada otak.
1.PERKEMBANGAN OTAK
Otak terletak dalam rongga kranium (tengkorak) berkembang dari sebuah tabung yang mulanya memperlihatkan tiga gejala pembesaran otak awal.
a.         Otak depan menjadi hemisfer serebri, korpus striatum, talamus serta hipotalamus. Fungsi menerima dan mengintegrasikan informasi mengenai kesadaran dan emosi.
b.         Otak tengah, mengkoordinir otot yang berhubungan dengan penglihatan dan pendengaran. Otak ini menjadi tegmentum, krus serebrium, korpus kuadrigeminus.
c.         Otak belakang (pons), bagian otak yang menonjol kebanyakan tersusun dari lapisan fiber (berserat) dan termasuk sel yang terlibat dalam pengontrolan pernafasan.
Otak belakang ini menjadi ;
1)      Pons varoli, membantu meneruskan informasi
2)        Medula oblongata, mengendalikan fungsi otomatis organ dalam (internal).
Serebelum, mengkoordinasikan pergerakan dasar.
2. PERLINDUNGAN OTAK
Otak dilindungi oleh:
a.     Kulit kepala dan rambut
b.     Tulang tengkorak dan columna vertebral
c.     Meningen (selaput otak).
3. BAGIAN – BAGIAN OTAK
Bagian dari otak secara garis besar terdiri dari:
a.         Cerebral Hemisfhere (cerebrum: otak besar).
b.         Diencephalon.
c.         Brain stem (batang otak).
d.        Cerebellum (otak kecil).

Otak depan (Prosensefalon)
Pada bagian depan otak manusia terdapat bagian yang paling menonjol disebut otak besar atau serebrum (cerebrum). Serebrum ini terbagi menjadi belahan (hemisfer) serebrum kanan dan kiri. Permukaan luar serebrum (korteks serebrum) berwarna abu-abu karena mengandung banyak badan sel saraf. Selain itu, pada bagian dalam (medula) otak depan terdapat lapisan yang berwarna putih, karena mengandung dendrit dan akson.

Korteks serebrum berkaitan dengan sinyal saraf ke dan dari berbagai bagian tubuh. Karenanya, pada korteks serebrum terdapat area sensorik yang menerima impuls dari reseptor pada indra. Di samping itu, bagian tersebut terdapat juga area motorik yang mengirimkan perintah pada efektor. Selain itu, terdapat terdapat area asosiasi yang menghubungkan area motorik dan sensorik serta berperan dalam berbagai aktivitas misalnya berpikir, menyimpan ingatan, dan membuat keputusan.

Otak depan manusia terbagi atas empat lobus (bagian), meliputi lobus frontalis (bagian depan), lobus temporalis (bagian samping), lobus oksipitalis (bagian belakang), dan lobus parietalis (bagian antara depan-belakang). Pada bagian kepala manusia, lobus frontalis berada pada bagian dahi; lobus temporalis berada pada bagian pelipis; lobus oksipitalis berada pada bagian belakang kepala; dan lobus parietalis berada pada bagian ubun-ubun.

Lobus-lobus ini memiliki fungsi yang beragam. Lobus frontalis berfungsi sebagai pusat berpikir; lobus temporalis sebagai pusat pendengaran dan berbahasa; lobus oksipitalis sebagai pusat penglihatan; dan lobus parietalis sebagai pusat sentuhan dan gerakan.

Otak depan juga mencakup bagian-bagian yang lain, seperti talamus, hipotalamus, kelenjar pituitari, dan kelenjar pineal.Sebelum diterima area sensorik serebrum, semua  rangsangan akan diproses terlebih dahulu oleh talamus. Hanya rangsangan penciuman saja yang tidak diterima oleh talamus tersebut. Sedangkan fungsi talamus yang lain misalnya mengatur suhu dan kandungan air dalam darah, kemudian juga mengkoordinasi aktivitas yang terkait emosi.

Hipotalamus merupakan bagian yang berfungsi mengatur suhu tubuh, selera makan, dan tingkah laku. Selain itu, hipotalamus juga mengontrol kelenjar pituitari, yakni kelenjar hormon yang berperan dalam mengontrol kelenjar-kelenjar homon lainya, seperti kelenjar tiroid, kelenjar adrenalin, dan pankreas.

Otak Tengah (Mesenfalon)
Otak tengah manusia berbentuk kecil dan tidak terlalu mencolok. Di dalam otak tengah terdapat bagian-bagian seperti lobus optik yang mengatur gerak bola mata dan kolikulus inferior yang mengatur pendengaran. Otak tengah berfungsi menyampaikan impuls antara otak depan dan otak belakang, kemudian antara otak depan dan mata.

Otak Belakang (Rombesenfalon)    
Otak belakang manusia tersusun atas dua bagian utama yakni otak kecil (serebelum) dan medula oblongata. Serebelum adalah bagian yang berkerut di bagian belakang otak, dan terdiri atas dua. belahan yang berliku-liku sangat dalam. Fungsinya adalah sebagai pusat keseimbangan dalam tubuh, koordinasi motorik/gerakan otot, dan memantau kedudukan posisi tubuh. Adanya serebelum memungkinkan kita belajar gerakan yang terlatih dan saksama, seperti menulis atau bermain musik tanpa berpikir.

Di antara kedua belahan serebelum terdapat suatu bagian yang berisi serabut saraf. Bagian tersebut dinamakan jembatan varol (pons varolii). Fungsinya ialah menghantarkan impuls dari bagian kiri dan kanan otak kecil. Selain itu, jembatan varol juga menghubungkan korteks otak besar dengan otak kecil, dan antara otak depan dengan sumsum tulang belakang.

Sementara itu, medula oblongata (sumsum lanjutan) tampak seperti ujung bengkak pada tali spinal. Letaknya di antara bagian tertentu otak dengan sumsum tulang belakang. Medula oblongata berfungsi saat terjadi proses pengaturan denyut jantung, tekanan darah, gerakan pernapasan, sekresi ludah, menelan, gerak peristaltik, batuk, dan bersin.

Serebelum, jembatan varol, dan medula oblongata membentuk batang otak. Batang otak merupakan bagian otak sebelah bawah yang berhubungan dengan sumsum tulang belakang. Batang otak berfungsi mengontrol berbagai proses penting bagi kehidupan, seperti bernapas, denyut jantung, mencerna makanan, dan membuang kotoran.
           
Sumsum Tulang Belakang
Sumsum tulang belakang atau tali spinal merupakan tali putih kemilau berbentuk tabung dari dasar otak menuju ke tulang belakang. Pada irisan melintangnya, tampak ada dua bagian, yakni bagian luar yang berpenampakan putih dan bagian dalam yang berpenampakan abu-abu dengan berbentuk kupu-kupu. Bagian luar sumsum tulang belakang berwarna putih, karena tersusun oleh akson dan dendrit yang berselubung mielin. Sedangkan bagian dalamnya berwarna abu-abu, tersusun oleh badan sel yang tak berselubung mielin dari interneuron dan neuron motorik.

Apabila sumsum tulang belakang diiris secara vertikal, bagian dalam berwarna abu-abu terdapat saluran tengah yang disebut ventrikel dan berisi cairan serebrospinal. Ventrikel ini berhubungan juga dengan ventrikel di dalam otak. Bagian dalamnya mempunyai dua akar saraf yaitu akar dorsal yang berisi saraf sensorik ke arah punggung, dan akar ventral yang berisi saraf motorik ke arah perut.

Sumsum tulang belakang memiliki fungsi penting dalam tubuh. Fungsi tersebut antara lain menghubungkan impuls dari saraf sensorik ke otak dan sebaliknya, menghubungkan impuls dari otak ke saraf motorik; memungkinkan menjadi jalur terpendek pada gerak refleks. Mekanisme penghantaran impuls yang terjadi pada tulang belakang yakni sebagai berikut; rangsangan dari reseptor dibawa oleh neuron sensorik menuju sumsum tulang belakang melalui akar dorsal untuk diolah dan ditanggapi. Selanjutnya, impuls dibawa neuron motorik melalui akar ventral ke efektor untuk direspons.

SUSUNAN SARAF  PERIFER
Sistem saraf perifer menyampaikan informasi antara jaringan dan saraf pusat (CNS) dengan cara membawa signal dari dan ke CNS.

SUSUNAN SARAF SOMATIK
Yaitu susunan saraf yang mempunayai peranan spesipik untuuk mengatur aktivitas otot sadar atau serat lintang. Jadi saraf ini melakukan sistem pergerakan otot yang disengaja atau tanpa sengaja. Saraf ini meliputi gerakan (lingkaran) reflex.

Gerakan reflex merupakan bagian dari mekanisme pertahanan pada tubuh dan terjadi jauh lebih cepat dari gerakan sadar, misalnya menutup mata saat terkena debu, menarik tangan pada saat terkena barang panas. Gerakan refleksi ini dapat dihambat oleh kemauan sadar, misalnya bukan saja tidak menarik tangan dari benda panas bahkan dengan sengaja menyentuh permukaan benda panas itu.

Refleks ini terjadi dari rangsangan  sensoris langsung  menuju jalur motoris tanpa melalui otak.

Untuk terjadi gerak refleks dibutukan struktur sebagai berikut organ sensoris,yaiti kulit, serabit saraf sensoris, sumsum tulang belakang , sel saraf motorik dan organ motorik yang melaksanakan gerakan karena dirangsang oleh impuls  saraf motorik.

Macam-macam refleks yang biasa dilakukan di klinik.
1.                   Refleks tendon:
a.                    Gerakan rahang
b.                   Gerakan biseps
c.                    Garakan triseps.
d.                   Gerakan lutut.
e.                    Gerakan pergelangan kaki.
2.                  Refleks superfisial adalah reaksi otot terhadap usapan atau sentuhan pada kulit atau membran mukosa.

SUSUNAN SARAF OTONOM
Yaitu susunan saraf yang mempunyai peranan penting mempengaruhi pekerjaan otot sadar atau serat lintang. Dengan membawa informasi ke otot halus atau otot jantung yang dilakukan otomatis.

Menurut fungsinya susunan saraf otonom terdiri dari dua bagian yaitu:
1.                   Susunan saraf simpatis.
2.                   Susunan saraf para simpatis.

1.Sistem saraf simpatis
Terletak di depan kolumna vertebrata dan berhubungan dengan sumsum tulang belakang melalui serabut-serabut saraf.
Sistem simpatis terdiri dari 3 bagian  yaitu:

a.                  Karnu anterior segmen torakalis ke -1 sampai ke-12 dan segmen lumbalis 1-3 terdapat rukleus vegetatif yang berisi kumpulan- kumpulan sel saraf – saraf simpatis.
b.                  Trunkus simpatikus beserta cabang-cabangnya. Disebelah kiri dan kanan vertebra terdapat barisan ganglion saraf simpatikus yang membujur disepanjang vertebra.
c.                  Fleksus simpatikus beserta cabang-cabangnya. Di dalam abdomen, pelvis toraks serta di dekat organ-organ dipersarafi oleh saraf simpatis (otonom) umumnya terdapat fleksus-fleksus yang di bentu oleh saraf simpatis ganglion yaitu fleksus / ganglion simpatikus.
Ganglion lainnya (simpatis) berhubungan dengan rangkaian 2 ganglion besar, ini bersama serabutnya  membentuk fleksus-fleksus simpatis
a. Fleksus kardio,terletak dekat dasar jantung serta mengarahkan cabangnya ke daerah tersebut dan paru-paru.
b. Fleksus seliaka, terletak di sebelah belakang lambung dan mempersarafi  organ-oragan dalam rongga abdomen.
c. Fleksus mesentrikus (fleksus higratrikus) terletak di depan sakrum dan mencapai organ-organ dalam pelvis.

Fungsi serabut saraf simpatis terdiri dari:
a.                   Mensarafi otot jantung.
b.                   Mensarafi pembuluh darah dan otot tak sadar.
c.                   Mempersarafi semua alat dalam seperti lambung, pankreas, dan usus.
d.                  Melayani serabut motorik sekretorik pada kelenjar keringat.
e.                   Serabut motorik pada otot tak sadar.
f.                    Mempertahankan tonus semua otot sadar.

2 .Sistem Parasimpatis
            Saraf kranial otonom adalah saraf kranial 3, 7, 9, 10. Saraf ini merupakan penghubung melalui serabut parasimpatis dalam perjalanan keluar dari otak menuju organ-organ yang sebagai di kendalikan oleh serabut-serabut menuju iris dan dengan demikian merangsang gerakan-gerakan saraf ke 3 yaitu saraf okulamotorik.
Fungsi serabut saraf parasimpatis,
1.         Merangsang sekresi kelenjar air mata, kelenjar sublingualis, sub mandibularis dan kelenjar-kelenjar dalam mukosa rongga hidung.
2.         Mempersarafi kelenjar air mata dan mukosa rongga hidung berpusat di nucleus lakrimalis, saraf-sarafnya keluar bersama nervus fasialis.
3.         Mempersarafi kelenjar ludah(sub lingualis dan sub mandibularis), berpusat di nucleus salivatorius superior, saraf-saraf ini mengikuti nervus VII.
4.         Mempersarafi parotis yang berpusat di nucleus salivatorius inferior di dalam medulla oblongata. Saraf ini mengikuti nervus IX.
5.         Mempersarafi sebagian besar alat tubuh yaitu jantung, paru-paru,gastrointestinum, ginjal,pancreas, hepar dan kelenjar suprarenalis yang berpusat pada nucleus dorsalis nervus X.
6.         Mempersarafi kolon desendens, sigmoid,rectum, vesika urinaria dan alat kelamin berpusat di sacral II,III dan IV

D.    Anatomi dan Fisiologi Serebrum


Area atau wilayah terbesar dari otak adalah serebrum. Substansia grisea (gray matter) dapat ditemukan pada korteks serebri dan nukleus. Substansia alba (white matter) terdapat pada korteks neural dan sekitar nukleus. Disini terletak pusat-pusat saraf yang mengatur semua kegiatan sensorik dan motorik, juga mengatur proses penalaran ingatan,dan intelejensia.

Serebrum terdiri atas hemisfer kanan dan kiri yang dibagi oleh suatu lekuk atau celah dalam yang disebut fusura longitudinalis mayor. Bagian luar hemisfer serebri terdiri atas substansial grisea yang disebut sebagai korteks selebri,terletak diatas substansia alba yang merupakan bagian dalam (inti) hemisfer yang disebut pusat medula. Kedua hemisfer Saling dihubungkan oleh suatu pita serabut lebar yang disebut korpus kolosum.

Didalam substansia alba terdapat kumpulan massa substansia grisea yang disebut ganglia basalis. Pusat aktivitas sensorik dan motorik pada masing-masing hemisfer dirangkap dua, dan sebagian besar berkaitan dengan bagian tubuh yang berlawanan.
Hemisfer serebri kanan mengatur bagian tubuh sebelah kiri dan hemisfer serebri kiri mengatur bagian tubuh kanan. Konsep fungsional ini disebut pengendalian kontralateral.

Korteks Serebri
Korteks serebri atau substansia grisea dari serebrum mempunyai banyak lipatan yang disebut giri (tunggal girus).
Susunan seperti ini memungkinkan permukaan otak menjadi luas (diperkirakan luasnya 2200 cm2)  untuk berada didalam rongga tengkorak yang sempit.
Area Fungsional dari Korteks Serebri
Beberapa daerah tertentu dari korteks serebri telah diketahui memiliki fungsi spesifik. Pada tahun 1909, Korbinian brodmann, seorang ahlu neurologis Jerman membagi korteks serebri menjadi 47 area. Telah dilakukan banyak upaya untuk menjelaskan berbagai makna fungsional tertentu dari area-area tersebut, tetapi dalam banyak keadaan ternyata fungsi spesifik area-area nini saling tumpang tindih. Kendatipun memiliki keterbatasan, pera Brodmann tetap merupakan petunjuk umum yang sangat berguna bagi pembahasan fungsi-fungsi korteks.

Tabel fungsi area utama korteks menurut Brodmann
Area
Nama
Fungsi
Akibat Lesi
Keterangan
1, 2, 3
Korteks parietalis area somestetik primer (somatosensorik)
Memproses dan mengintegrasi informasi sensorik yang lebih tinggi tingkatannya. Sensasi umum ini mencakup nyeri, suhu, raba, tekan, dan proprioseptor.
Gangguan sensorik kontralateral.
Terletak pada girus postsentralis, pararel terhadap korteks motorik, dan posterior dari siklus sentralis.
4
Korteks frontalis merupakan area motorik primer
Gerakan-gerakan volunter
Hemiplegia kontralateral.
Terletak di girus prasentalis (d depan siklus sentralis)
5 & 7
Asosiasi somestetik
Menerima dan mengintegraasi berbagai modalitas sensorik: kualitas, bentuk, tekstur, berat dan suhu. Kesadaran akan bentuk tubuh, latak berbagai bagian tubuh, sikap tubuh dan kesadaran akan diri sendiri juga merupakan fungsi area ini.
Lesi pada area ini menyebabkan penurunan pengindraan sebagai modalitas dari fungsi sensorik.
Terletak di lobus parietalis superior dan meluas sampai permukaaan medial hemisfer.
6
Korteks pramotorik
Gerakan terlatih: menulis, mengemudi, atau mengetik.
Hilangnya kemampuan menulis, agrafia.

8
Lapang pandang frontal
Mendeteksi gerakan volunter dan deviasi konjugat dari mata dan kepala.
Lesi menyebabkan penurunan kemampuan gerakan mata untuk berdeviasi
Gerakan mata volunter mendapat input dari area 4,6, 8, 9, dan 46
9 & 12
Korteks prafrontalis
Melakukan kegiatan intelektual kompleks, menerima informasi pengelihatan dan menyadari sensasi warna.
Lesi menyebabkan penurunan pengindraan dari kegiatan intelektual secara umum.
Berkaitan dengan kepribadian.
17
Korteks pengelihatan primer
Membuat informasi-informasi pengelihatan menjadi berarti. Area ini juga memegang peranan dalam refleks gerakan mata apabila sedang memandang/mengikuti suatu objek.
Gangguan lapang pandang
Terletak di lobus oksipitalis.
18 & 19
Korteks visual primer dan asosiasi visual.
Area penerimaan visual.
Kerusakan pada sisi yang dominan mengakibatkan kehilangan kemampuan mengenali benda-benda.
Korteks asosiasi visual terletak disebelah area no. 39 lobus temporalis.
22
Korteks pendengaran primer
Berfungsi sebagai penerima suara dan menjadi korteks asosiasi pendengaran  (daerah penerima pendengaraan)
Gangguan pendengaran
Lobus temporalis merupakan area sensorik reseptif untuk impuls pendengaran.
39
Pusat persepsi visio-lesik
Pengenalan dan pengertian segala sesuatu yang bersangkutan dengan bahasa tulis atau isyarat visual.
Lesi pada temporoparietal kiri. Gangguan interpretasi bahasa tulis.
Lesi pada area ini disebut disfasia nominal
41 & 42
Area wernicke
Pusat persepsi auditoro-lesik, yaitu pengertian dan pengenalan bahasa lisan (verbal). Daerah interpretasi pendengaran.
Lesi akan mengakibatkan afasia wernicke.
Nama lain afasia wernicke adalah afasia sensorik (afasia reseptif)
44 & 45
Area broca
Pelaksanaan motorik berbicara.
Akibat lesi pada area ini menyebabkan kesulitan dalam artikulasi (afasia motorik atau afasia ekspresif).
Lesi pada daerah ini dapat mengakibatkan gangguan kesadaraan tubuh pada sisi kontralateral lesi.

Lobus Frontalis

Lobus frontalis adalah area dari korteks serebrum yang terletak didepan siklus sentralis (suatu fisura atau alur) dan didasar siklus lateralis. Bagian ini mengandung daerah-daerah motorik dan paramotorik.

Daerah broca terletak di lobus frontalis dan mengendalikan ekspresi bicara. Banyak area asosiasi di lobus frontalis menerima informasi dari seluruh otak dan menggabungkan infirmasi-informasi menjadi pikiran, rencana dan prilaku.

Lobus frontalis bertaanggung jawab untuk prilaku bertujuan, menentukaan keputusan moral, dan pemikiran yang kompleks. Lobus frontalis memodifikaso dorongan-dorongan emosional yang dihasilkan oleh sistem limbik dan refleks-refleks vegetatif dari batang otak. Badan-badan dari sel didaerah motorik primer lobus frontalis mengirim tonjolan-tonjolan akson ke medulla spinalis, yang sebagian besar berjalan dalam jalur yang disebut sebagai sistem piramidalis.

Pada sistem paramidalis, neuron-neuron motorik menyebrang ke sisi yang berlawanan. Informasi motorik dari sisi kiri korteks serebrum menuju kesisi kanan medulla spinalis dan mengendalikan gerakan motorik sisi kanan tubuh, demikian sebaliknya. Akson-akson lain dari daerah motorik berjalan dalam jalur ekstrapiramidalis. Serabut saraf ini mengendalikan gerakan motorik halus dan berjalan diluar piramid ke medula spinalis.

Lobus Parietalis

Lobus parietalis adalah daerah korteks yang terletak di belakang sulkus sentralis, di dasar fisura lateralis, dan meluas kebelakang menuju fisura parietooksipitalis. Lobus ini merupakan daerah sensorik primer otak untuk sensasi peraba dan pendengaran. Sel-sel lobus parietalis bekerja sebagai area asosiasi sekunder untuk menginterpretasikan rangsangan-rangsangan yang datang. Lobus parietalis menyampaikan informasi sensorik ke banyak daerah lain di otak, termasuk daerah asosiasi motorik dan visual di sebelahnya.

Lobus Oksipitalis

Lobus oksipitalis adalah lobus posterior korteks serebrum. Lobus ini terletak di sebelah posterior dari lobus parietalis dan di dasar fisura parieto-oksipitalis, yang memisahkannya dari serebellum. Lobus ini adalah pusat asosiasi visual utama. Lobus ini menerima informasi yang berasal dari retina mata.

Lobus Temporalis

Lobus temporalis mencakup bagian korteks serebrum yang berjalan ke bawah dari fisura lateralis dan ke sebelah posterior dari fisura parieto-oksipitalis. Lobus temporalis adalah area asosiasi primer untuk informasi auditorik dan mencakup area Wernicke tempat interpretasi bahasa. Lobus ini juga terlibat dalan interpretasi bau dan penyimpanan ingatan.


E.     Anatomi dan Fisiologi Serebelum

Serebellum terletak di dalam fosa kranii posterior dan ditutupi oleh dura mater yang menyerupai atap tenda, yaitu tentorium, yang memisahkannya dari bagian posterior serebrum.

Tabel Komponen Serebellum
Subdivisi
Area
Fungsi
Substansia grisea
Korteks serebellum
Nukleus serebellum
Koordinasi gerakan involunter dan kontrol untuk mempertahankan gerakan posisi tubuh saat berjalan.
Substansia alba
Arbor vitae
Menghubungkan korteks serebri dan nukleus dengan pendikuli serebelar.
Pendikuli serebri superior
Penghubung serebellum dengan mesensefalon, diensefalon, dan serebri.
Pendikuli serebri tengah
Berisi serabut transversal dan membawa antar serebellum dengan pons.
Pendikuli serebri inferior
Penghubung serebellum dengan medulla oblongata dan medula spinalis.

Serebellum terdiri atas bagian tengah, vermis, dan dua hemisfer lateral. Serebellum dihubungkan dengan batang otak oleh tiga berkas serabut yang dinamakan pendikuli. Semua aktivitas serebellum berada dibawah kesadaran.

Fungsi utama serebellum:
1.      Mengatur otot-otot postural tubuh. Serebellum mengoordinasi penyesuaian secara cepat dan otomatis dengan memelihara keseimbangan tubuh.
2.      Melakukan program akan gerakan-gerakan pada keadaan sadar dan bawah sadar.

Serebellum sebagai pusat refleks yang mengkoordinasi dan memperhalus gerakan otot serta mengubah tonus dan kekuatan kontraksi untuk mempertahankan keseimbangan dan sikap tubuh.



















BAB III
PEMBAHASAN II

A.    Anatomi dan Fisiologi Sistem Limbik


Istilah limbik (limbus) berarti “batas” atau “tepi”. Sestem limbik mencakup nukleus dan terusan batas traktus antara serebridan diensefalon yang mengelilingi korpus kalosum. Sistem ini merupakan suatu pengelompokan fungsional bukan pengelompokan anatomis yang terdiri atas komponen serebrum, diensefalon, dan mesensefalon.

Struktur kortikal utama adalah garis singuli ( kingulata) dan girushipokampus dan hipokampus. Bagian subkortikal mencakup amigdala, traktus olfaktorius, dan septum. Beberapa ahli menyertakan hipotalamus dan bagian-bagian talamus dalam sistem limbik karena memiliki hubungan fungsional yang erat. Secara fungsional sestem limbik berkaitan dengan:
1.      Suatu pendirian atau respon emosional yang mengarahkan pada tingkah laku individu.
2.      Suatu respon sadar terhadap lingkungan.
3.      Memberdayakan fungsi intelektual dari korteks serebri secara tidak sadar dan memfungsikan batang otak secara otomatis untuk merespons keadaan.
4.      Memfasilitasi penyimpanan suatu memori dan mengenali kembali simpananmemori yang diperlukan.
5.      Merespons suatu pengalaman dan ekspresi suasana hati, terutama reaksi takut, marah, dan emosi yang berhubungan dengan prilaku seksual.

Sistem limbik memiliki hubungan timbal balik dengan banyak struktur saraf sentral pada beberapa tingkat integrasi termasuk neokorteks, hipotalamus,dan RAS dari batang otak. Gangguan persepsi, terutama dalam mengingat kembali, krisis emosional dan gangguan hubungan dengan orang lain dan dengan objek,diperkirakan berhubungan dengan struktur limbik.

B.     Anatomi dan Fisiologi Hipotalamus


Hipotalamus terletak di bawah talamus,hipotalamus berkaitan dengan pengaturan rangsangan dari rangsangan dari sistem susunan saraf otonom perifer yang menyertai ekspresi tingkah laku dan emosional. Beberapa fungsi dari hipotalamus meliputi :
1.      Pengendalian secara tidak sadar dari kontaksi otot-otot skeletal :
Hipotalamus secara langsung berasosialisasi dengan somatis motorik terhadap respons dari emosional seperti marah,senang,sakit,respons seksual dengan menstimulasi pusat kontrol di otak. Contohnya adalah perubahan dari ekspresi wajah dengan respons yang sesuai dengan stimui yang didapat.

AREA
FUNGSI
Anterior
Bagian dari sistem limbik
Medial
Integrasi dari informasi sensori untuk lubus
Ventral
Memproyeksikan informasi sensori menuju korteks sensori utama,mensranmisikan informasi dari serebellum dan nukleus serebri ke area motorik dari korteks serebri
Posterior

Pulvinar
Memproyeksikan informasi sensori yang interintegrasi dan ditujukan ke area asosiasi koteks serebri
Nukleus genukulasi lateral
Memproyeksikan informasi visual ke korteks visual
Nulkeus genukulasi medial
Memproyeksikan informasi visual ke koteks auditori
2.      Pengendalian fungsi otonom
Penyesuaian dan koordinasi dari hipotalamus terhadap aktivitas pusat otonom di dalam pons dan medula oblongngata akan mengatur denyut jantung,tekanan darah,respirasi,dan fisiologis saluran cerna.
3.      Koordinasi aktivitas sistem pernafasan dan endokrin.
Koordinasi ini dilakukan dengan menghambat atau ,menstimulasi sel-sel kelenjar hipofisis untuk memproduksi hormon regulator.
4.      Sekresi hormon
Hipotalamus menyekresikan 2 hormon, yaitu:
a.       Hormon antidiuretik (ADH)
b.      Hormon oksitoksin
Hormon-hormon ini ditransportasikan pada sepanjang akson-akson yang melewati infundibulum menuju kelenjar hipofisis posterior dan dilepaskan ke sirkulasi.
5.      Menghasilkan dorongan emosi dan prilaku
Pusat hipotalamus secara spesifik memproduksi sensasi secara sadar atau tidak sadar akan perubahan prilaku.
6.      Koordinasi antara fungsi otonom dan volunter
Ketika kita mengalami situasi bahaya atau stres, maka denyut jantung dan frekuensi pernafasan meningkatkan untuk menyesuaikan kondisi tubuh terhadap situasi darurat.
7.      Mengatur suhu tubuh
Area preoptik memelihara suhu tubuh dalam kondisi normal. Apabila suhu tubuh menurun maka area preoptik akan mengirim instruksi ke pusat vasomotor di medila dan kontrol aliran darah akan mengatur diameter pembuluh darah perifer menjadi vasokontriksi untuk menurunkan kehilangan panas tubuh.

C.    Anatomi dan Fisiologi Medulla Spinalis


1.      Bagian susunan saraf  pusat yang terletak di dalam kanalis vertebralis bersama ganglion radiks posterior yang terdapat pada setiap foramen intervertebralis terletak berpasangan kiri dan kanan. Organ ini mengurus persarafan tubuh, anggota badan serta bagian kepala. Dimulai dari bagian bawah medulla oblongata setinggi korpus vertebra servikalis I, memanjang sampai ke korpus vertebra lumbalis I dan II.
1.Sama halnya dengan otak berada dalam sakus arakhnoid yang berisi cairan optak, sakus arakhnoid berakhir di dalam kanalis vertebralis dalam tulang sacrum. Dalam medulla spinalis keluar 31 pasang saraf, yang terdiri:
1.1. Servikal : 8 pasang
1.2. Torakal : 12 pasang
1.3. Lumbal : 5 pasang
1.4. Sakral  : 5 pasang
1.5. Koksigial: 1 pasang
1.
Medulla spinalis mengandung zat putih dan zat kelabu yang mengecil pada bagian atas menuju ke bagian bawah sampai servikal dan torakal. Pada bagian ini terdapat pelebarann dari vertebra servikal IV sampai vertebra torakal II. Pada daerah lumbal pelebaran ini semakin kecil disebut konus medilaris. Konus ini berakhir pada vertebra lumbal I dan II. Akar saraf yang berasal dari lumbal bersatu menembus foramen intervertebralis.
Penyebaran semua saraf medulla spinalis dimulai dari torakal I sampai lumbal III, mempunyai cabang-cabang  dalam saraf yang akan keluar membentuk pleksus dan ini akan menbentuk saraf tepi(perifer) terdiri dari:
Pleksus Servikalis, dibentuk oleh cabang-cabang saraf servikalis anterior, cabang ini bekerjasama dengan nervus vagus dan nervus asesorius.
Pleksus brakialiss, dibentuk oleh persatuan cabang-cabang anterior dari saraf servikal IV dan torakal I, saraf terpenting nervus mediana. Nervus ulnaris radialis mempersarafi anggota gerak atas.

Pleksus lumbalis, dibuat oleh serabut saraf dan torakal 12, saraf terbesar yaitu nervus femoralis dan nervus obturator.

Dibentuk oleh saraf dari lumbal dan sacral, saraf skiatik yang merupakan saraf terbesar keluar mempersarafi oto anggota gerak bawah.

Sumsum belakang di bungkus oleh tiga selaput yaitu durameter(selaput luar), arakhnoid(selaput jaringan), dan piameter(selaput dalam). Di antara durameter dan arakhnoid terdapat lubang disebut kandung durameter.

Sumsum tulang belakang ada dua macam yaitu zat putih sebelah luar dan zat kelabu sebelah dalam. Zat kelabu dibentuk oleh saraf(ganglion) berkatup banyak. Di dalamnya terdapat jarringan penunjang(monoglia). Sebelah kiri-kananterdapat tiang depan(tanduk depan) dan tiang belakang(tanduk belakang). Kanalis sentralis (saluran depan) merupakan saluran sempit berhubungan dengan lubang yang terdapat di tengah otak. Zat putih(tukal) terdapat di antara berkas depan kiri dan kanan dari selaput benang saraf.
Akar saraf sumsum tulang dibentuk oleh akar depan dan akar belakang. Akar depan berasal dari sel ganglion, didalam tanduk depan masuk ke dalam alur sisi depan. Akar belakang mulai dari simpul saraf sumsum belakang masuk ke dalam alur sisi belakang.

Fungsi medulla spinalis:
1. Pusat gerakan otot-otot  tubuh terbesar di kornu motorik atau kornu ventralis.
2. Mengurus kegiatan refleks-refleks spinalis serta refleks lutut.
3. Menghantarkan rangsangan koordinasi dari otot dan sendi ke serebrum.
4. Sebagai penghubung antar-segmen medulla spinalis.
5. Mengadakan komunikasi antara otak dan semua bagian tubuh
D.    Anatomi dan Fisiologi Medulla Oblongata

Medula obligata merupakan pusat refleks yang penting untuk jantung, vasokonstriktor, pernafasan, bersin, batuk, menelan, pengeluaran air liur ,dan muntah.

Subdivisi
Area
Fungsi
Substansia grisea
Nukleus gracili
Nukleus koneatus
Sebagai transmiter sensorik yang penting dan informasi somatis ke talamus.
Nukleus olivari
Sebagai transmiter informasi dari red nucleus, nukleus otak tengah, dan korteks celebri ke serebellum.
Pusat refleks
Pusat pengaturan kardiovaskular
Regulasi denyut jantung dan kekuatan kontraksi jantung.
Pusat vasomotor
Regulasi distribusi aliran darah.
Pusat ritmisiasi pernafasan
Mengatur pergerakan respirasi
Nukleus lainnya
Sensorik dan motorik dari 5 saraf kranial.

Nukleus menyampaikan informasi dari sensorik asending dari medulla spinalis ke pusat yang lebih tinggi.
Substansia alba
Traktus asending dan desending
Penghubung otak dengan medula spinalis.












E.     Anatomi dan Fisiologi Sistem Saraf Kranial

Saraf  kranial langsung berasal dari otak dan meninggalkan tengkorak melalui lubang-lubang pada tulang yang disebut foramina (tunggal, foramen). Terdapat 12 pasang saraf kranial yang dinyatakan dengan nama atau dengan angka romawi. Saraf-saraf tersebut adalah olfaktorius (I), optikus (II), okulomotorius (III), troklearis (IV), trigeminus (V), abdusens (VI), fasialis (VII), vestibulokoklearis (VIII), glosofaringeus (IX), vagus (X), asesorius (XI), hipoglosus (XII).

Saraf kranial I, II, dan VIII merupakan saraf sensorik murni; saraf kranial III, IV, XI, dan XII terutama merupakan saraf motorik, tetapi juja mengandung serabut proprioseptif dari otot-otot yang dipersarafinya; saraf X juja mengandung beberapa serabut saraf dari cabang parasimpatis sistem saraf otonom.

Tabel ringkasan fungsi-fungsi saraf kranial
Saraf kranial
komponen
Fungsi
I Olfaktorius
sensorik
Penciuman.
II Optikus
sensorik
Pengelihatan.
III Okulomotorius
Motorik
Mengangkat kelopak mata atas, konstriksi pupil, sebagian besar gerakan ekstraokular.
IV Troklearis
Motorik
Gerakan mata ke bawah dan ke dalam.
V Trigeminus
Motorik
Otot temporalis dan maseter (menutup rahang dan mengunyah) gerakan rahang ke lateral.
Sensorik
1.    Kulit wajah, dua pertiga depan kulit kepala; mukosa mata; mukosa hidung dan rongga mulut, lidah dan gigi.
2.    Refleks kornea atau refleks berkedip; komponen sensorik dibawa oleh saraf kranial V, respon motorik melalui saraf kranial VII.
VI Abdusens
Motorik
Deviasi mata ke lateral
VII Fasialis
Motorik
1.    Otot-otot ekspresi wajah termasuk otot dahi, sekeliling mata serta mulut.
2.    Lakrimasi dan salivasi
Sensorik
Pengecapan dua pertiga depan lidah.
VIII cabang vestibularis vestibulokoklearis
Sensorik
Keseimbangan.
Cabang koklearis
sensorik
Pendengaran.
IX Glosofaringeus
Motorik
Faring: menelan, refleks muntah.
Parotis: salivasi
Sensorik
Faring, lidah posterior, termasuk rasa pahit.
X Vagus
Motorik
Faring, faring: menelan, refleks muntah, fonasi; visera abdomen
Sensorik
Faring, laring: refleks muntah; visera leher, thoraks dan abdomen.
XI Asesorius
Motorik
Otot sternokleidomastoideus dan bagian atas dari otot trapezius: pergerakan kepala dan bahu.
XII Hipoglosus
Motorik
Pergerakan lidah.

F.     Anatomi dan Fisiologi Sistem Saraf Spinal

Saraf spinal pada manusia dewasa memiliki panjang sekitar 45 cm dan lebar 14 mm. Pada bagian permukaan dorsal dari saraf spinal, terdapat alur yang dangkal secara longitudinal di bagian medial posterior berupa siklus dan bagian yang dalam dari anterior berupa fisura.

Medula spinalis terdiri atas 31 segmen jaringan saraf dan masing-masing memiliki sepasang saraf spinal yang keluar dari kanalis vertebralis melalui foramen intervertebra (lumbal pada tulang vertebra). Saraf-saraf spinal deberi nama sesuai dengan foramen invertebra tempat keluarnya saraf-saraf tersebut, kecuali saraf servikal pertama yang keluar diantara tulang oksipital dan vertebra servikal pertama.

Dengan demikian terdapat 8 pasang saraf servikal (dan hanya 7 vertebra servikalis), 12 pasang saraf torakalis, 5 pasang saraf lumbalis, 5 pasang saraf sakralis, dan 1 pasang saraf koksigis.

G.    Anatomi dan Fisiologi Sistem Saraf Otonom

Sistem saraf otonom (SSO) merupakan sistem saraf campuran. Serebut-serabut aferennya membawa input dari organ-organ viseral (mengatur denyut jantung, diameter pembuluh darah, perbafasan, pencernaan makanan, rasa lapar, mual, pembuangan dan sebagainya). Saraf eferen motorik SSO mempersarafi otot polos, otot jantung, dan kelenjar-kelenjar viseral. SSO terutama mengatur fungsi viseral dan interaksinya dengan lingkungan internal. Sistem saraf otonom terbagi dua, yaitu sistem saraf simpatis dan saraf parasimpatis.

Sebagian besar jaringan dan organ-organ dibawah kendali otonom dari kedua sistem ini. Mediator stimulus simpatis adalah norepinefrin, sedangkan mediator impuls parasimpatis adalah asetilkolin. Kedua zat kimia ini mempunyai pengaruh yang berlawanan. Sistem saraf otonom dibagi menjadi dua:
1.      Sistem saraf otonom simpatis (SSOS)
Bagian simpatis meninggalkan SSP dari daerah torakal dan lumbal (torakolumbal) medula spinalis.
2.      Sistem saraf otonom parasimpatis (SSOP)
Bagian parasimpatis keluar dari otak (melalui komponen-komponen saraf kranial) dan bagian sakral medula spinalis (kraniosakral).

Sistem saraf otonom simpatis

Definisi simpatetik berisi neuron-neuron preganglion yang terletak diantara segmen T1 dan L2 dari saraf spinal, dan neuron-neuron ganglion yang terletak di ganglia dekat kolumna vertebra. Neuron-neuron ganglion berada pada sisi lateral tanduk abu-abu dan  akson-akson masuk melalui akar ventral dari setiap segmen.

Ganglia kolektral
Visera abdomino pelvis menerima inervasi simpatis melalui serabut preganglion yang menerobos lantai simpatis tanpa sinaps. Serabut ini dimulai dari neuron-neuron preganglion di dalam segmen-segmen bawah torakal dan segmen-segmen atas lumbal. Serabut ini menjalar pada dinding rongga dada dan abdomen serta mengatur keadaan di dalam rongga dada dan abdomen secara otonom.

Medula adrenal

Medula adrenal dipengaruhi oleh ganglion simpatis. Sinaps serabut preganglionik pada sel-sel neuroendokrin khusus berfungsi untuk melepaskan neurotransmiter epinefrin dan norepinefrin ke dalam sirkulasi umum.
Secara anatomis neuron simpatis terletak di ruang torakal dan lumbal, yaitu pada susunan saraf medula spinalis; akson-aksonnya disebut serabut preganglion, muncul melalui jalan disepanjang akar saraf anterior dari ruas tulang leher (servikal) VIII atau tulang  torakal I menuju ruas tulang lumbal II dan III.

Jarak pendek dari medula untuk serabut-serabut sarafa tersebut mempunyai perbedaan, karena adanya perbedaan hubungan setiap rantai. Komposisi serabut-serabut ini terdiri atas 22 mata rantai ganglia, yang meluas ke seluruh lajur sepanjang spinal,dan kedua sisi tubuh tulang belakang. Beberapa dari sejumlah besar sinaps-sinaps bertemu dengan sel-sel saraf dalam rantai.

Rantai –rantai lain yang melintas tanpa membuat hubungan atau kehilangan penghubung akan bergabung dengan ganglia besar “prevertebral” dalam toraks, abdomen dan pelvis atau satu ganglia “terminal” di sekitar organ seperti kandung kemih dan rektum, serabut saraf post ganglion yang berasa dari rantai simpatis bergabung kembali dengan saraf spinal yang menuju ekstremitas, pembuluh-pembuluh darah, kelenjar keringat, dan jaringan otot polos dalam kulit.

Serabut-serabut postganglion dari pleksus prevertebral (misalnya pleksus jantung, paru-paru, splanknik, dan pelvik) tersusun di dalam kepala dan leher, thoraks, abdomen, dan panggul, seterusnya akan berhubungan dengan serabut-serabut dari bagian parasimpatis di dalam pleksus.

Kelenjar adrenal, ginjal, hati, limpa, lambung dan duodenum (usus 12 jari) ada dibawah kontrol pleksus siliaka yang terbesar umumnya diketahui sebagai pleksus solar. Pleksus solar ini menerima komponen-komponen saraf simpatis melalui tiga saraf splanknik, terdiri atas serabut-serabut preganglion pada segmen ke-9 medula spinalis (misalnya T4 sampai L1) dan berhubungan dengan saraf vagus bagian parasimpatis. Serabut-serabut dari kedua bagian pleksus siliaka, melintas di sepanjang jalan pembuluh darah menuju organ-organ targetnya.

Fungsi Saraf Otonom Simpatis
Fungsi unik sistem saraf otonom simpatis adalah sistem ini siap siaga untuk membantu proses kedaruratan. Di bawah keadaan stres baik yang disebabkan oleh fisik maupun emosional dapat menyebabkan peningkatan yang cepat pada impuls simpatis. Tubuh mempersiapkan untuk respons “fight on flight” jika ada ancaman. Sebagai akibatnya, bronkhiolus berdilatasi untuk memudahkan pertukaran gas, kontraksi jantung yang kuat dan cepat, dilatasi arteri menuju jantung dan otot-otot volunter yang membawa lebih banyak darah ke jantung; kontriksi pembuluh darahperifer yang membuat kulit pada kali dingin tetapi menyalurkan darah ke organ vital yang aktif; dilatasi pupil; hati mengeluarkanglukosa untuk menghasilkan energi yang cepat; peristaltik makin lambat; rambut berdiri; dan keringat meningkat. Pelepasan simpatis yang meningkat cepat sama seperti tubuh saat diberikan suntikan adrenalin, oleh karena itu stasiun sistem saraf adrenegik kadaang dipakai jika menunjukan kondisi seperti pada sistem saraf parasimpatis (Price, 1995).

Sistem  Saraf Otonom Parasimpatis

Fungsi sistem parasimpatis sebagai pengontrol dominan untuk kebanyakan efektor viseral dalam waktu lama.

Selama keadaan diam, kondisi tanpa stres, impuls dari serabut-serabut parasimpatis (kolenergik) menonjol. Serabut-serabut sistem parasimpatis terletak di dua lokasi, satu di batang otak dan satu lagi di segmen spinaldi bawah L2. Karena lokasi serabut-serabut tersebut, sistem parasimpatis dihubungkan sebagai daerah kraniosakral, bila dibedakan dari daerah torakolumbal (simpatis) dari sistem saraf otonom. Parasimpatis kranial muncul dari otak tengah dan medulla oblongata.

Serabut dari sel-sel pada otak tengah berjalan dengan saraf okulomotorius ketiga menuju ganglia siliaris. Serabut-serabut postganglion pada daerah ini berhubungan dengan sistem simpatis lain yang mengendalikan bagian posisi yang berlawanan, dengan mempertahankan keseimbangan antara keduanya pada satu waktu.











BAB IV
PENUTUP

Tidak ada komentar:

Posting Komentar